PERINGATAN 17 AGUSTUS 1945 DI MITQ-RF

PERINGATAN HUT RI KE-70 DI MITQ-RF

 

Cinta tanah air tak selalu diungkapkan dengan berpakaian mewah dan perlengkapan modern.

Derap serempak gerakan kaki tiga santri pengibar bendera beralas bakiak memecah keheningan di halaman gedung sekolah Pondok Pesantren Anak-Anak Tahfidzul Qur’an Raudlatul Falah, lokasi digelarnya upacara.

Ratusan santri – santriwati dan Ustadz-Ustadzah khidmat meresapi detik-detik pengibaran Bendera Merah Putih.

Pemimpin Upacara Ust. Muslim, AH, S.Pd.I, dalam petikan pidatonya menyatakan, menekankan arti penting perjuangan yang telah dilakukan oleh para pahlawan termasuk di dalamnya peran ulama yang memegang peranan penting dalam tercapainya kemerdekaan.

“Kemerdekaan ini tidak gratis tetapi melalui perjuangan dengan taruhan jiwa dan raga. Peran ulama juga besar dalam kemerdekaan republik ini. Salah satunya peran KH Hasyim Asy’ari yang pahlawan nasional penggagas resolusi jihad pada 10 November 1945. Demikian juga peran penting KH Djazuli Ustman yang juga santri Mbah Hasyim dalam mewujudkan kemerdekaan RI. Oleh karena itu kita harus meneladani langkah-langkah beliu dengan cara belajar sungguh-sungguh dan mengamalkan ilmu yang didapat.

Meski tidak ada sanksi bagi santri yang tidak mengikuti upacara HUT kemerdekaan, namun kesadaran mereka layak diacungi jempol. Sebab tak ada satu pun santriwan yang tersisa di kamar-kamar tempat mereka tinggal. Semua tumpah ruah di halaman pondok dengan khidmat hingga upacara selesai.

Usai menggelar prosesi upacara, para santri langsung berhamburan ke asrama untuk bersiap-siap mengikuti aneka perlombaan yang dikordinir oleh Ustadz-Ustadzah yang telah menyiapkan berbagai macam perlombaan, di antaranya: futsal, makan krupuk, keberersihan kelas dan beberapa lomba lainnya.